-->

Halo !!! Saya Tatik Hartanti, ini adalah blog tentang Catatan Kecil Saya

Iri ku Menguras Hati, Ayah ku Terhebat

Iri ku Menguras Hati Ayah ku Terhebat adalah sebuah kisah yang aku alami sendiri. Sebuah kisah sedih yang sangat menguras hati ku. Sebuah kisah tentang kerinduan kepada Ayah terhebat.

Iri menguras hati
Ayah ku terhebat
Tha sangat merindukan engkau, Ayah.

Yuk, kita simak kisahnya ^_^

Pagi itu ku mulai seperti halnya pagi-pagi sebelumnya, beranjak dari tempat tidur, mandi, shalat dan dandan. Bagaimana pun, walau dengan wajah pas-pasan tetap harus terlihat segar di depan orang yang menginginkan kesembuhan. Ketika sudah cocok degan polesan seadanya, diriku segera menuju dapur, sedikit membantu mamah menyiapkan sarapan pagi sekaligus bekal makanan. Tidak lengkap rasanya jika makan tanpa bekal dari mamah tercinta, mungkin sudah jadi kebiasaan dari Tk, SD, sampai SMA, bahkan sampai kerja sekalipun :) Apa nanti setelah menikah diriku juga akan tetap minta bekal dari mamah?? hahahah... Masih menjadi misteri Sang Maha Pencipta.

Sarapan pun tak lama sudah disiapkan mamah di atas meja, siap untuk di santap :) Betapa beruntungnya diri ku ini Gusti, aku bukan ratu tapi mamah memperlakukanku seperti ratu, terima kasih mamah untuk segalanya.

Tak lupa sembari sarapan Si Jupe (motor jupiter kesayangan ku) mulai ku hidupkan mesinnya. Kalau orang jawa bilang, "dipanasi disek motore" (dipanasi dulu motornya - Indonesia). Iya..., biar nda ngambek di tengah jalan. Tak henti-hentinya ketika berangkat kerja mamah selalu mengigatkan, "Jadi orang itu harus sabar, dan nanti harus jauh lebih sabar ketika bekerja."

Dengan doa dan restu dari mamah, ku mulai menarik gas Si Jupe menuju tempat kerja. Tempatnya tidak terlalu jauh dari rumah, hanya butuh waktu kurang lebih 5menit.

Senyum sapa sudah jadi bagian dari hidup, belajar ramah dari waktu ke waktu. Mungkin awalnya susah untuk ramah ke orang lain apalagi belum kenal sebelumnya. Tapi inilah proses, sedikit demi sedikit akan jadi kebiasaan. Bahkan ada diantara mereka para pelanggan yang mengangap kita sebagai saudara dan sebagainya. Satu persatu pelanggan datang silih berganti dari yang muda sampai tua.. upps maaf...

Namun, tiba-tiba hati ini ingin sekali berkomunilkasi dengan mata untuk menahan sedikit air mata agar setidaknya tidak terjatuh walau hanya satu tetes saja. Lalu, ada apa dan kenapa hati ini tiba-tiba merasa gundah seperti ini,??

Pemandangan yang begitu indah bagi ku, benar-benar membuatku merasa iri, bahkan bukan cuman iri, melainkan sangat iri. Seorang Ayah yang begitu sabar memilihkan es krim untuk anaknya. mungkin itu akan terkesan biasa saja untuk orang lain, tapi bukan untukku :)
sedikit percakapan yang ku dengar .

Ayah  : "Adek, nyuwun es krim napa ?? niki napa niki dek" sambil mengambilkan es satu,satu.
Anak  : "Niki" sambil meraih es dari tangan si ayah.
Ayah  : "Adek nyuwun satu apa dua ??"
Anak  : "Satu aja.." memilih dengan polosnya.
Ayah  : "Bener, satu mawon (satu saja - Indonesia)" lalu mengecup kening si anak.

Aku sedikit melamun, kecupan kening dari ayah... Kapan terakhir aku dapatkan iya?? Sampai lupa kapan itu. Seketika lamunan itu terusik karena si bapak-bapak tadi mulai berbicara denganku. Membanggakan anaknya.

Kalau saja boleh jujur, aku sangat iri dengan anak itu. Betapa senangnya masih bisa mendapatkan kecupan kening itu dari ayah tercintanya :) Sedangkan aku ??

Hahaha... Rasa iri ini hanya akan membuat hati ini semakin sakit teriris dari waktu ke waktu :) Lalu buat apa aku harus mengeluh dengan takdir yang telah ditentukan oleh Sang Pencipta ?? Sama halnya aku tidak mempercayai kuasa-Nya. Allah pasti memiliki rencana yang jauh lebih indah tentunya.
Ayah jauh lebih di sayang Allah.

Iya..., dalam hati selalu ku tekankan, sekarang berdoa semoga Ayah tenang di sisi-Nya, berusaha tetap jadi anak bontotnya ayah yang baik.

Ayah... Tha kangen sama ayah, setidaknya datanglah dalam mimpi walau hanya sedetik saja.
Tha ingin rasanya melihat senyum itu, senyum terakhir yang ayah berikan ^_^
Terima kasih untuk segalanya ayah terhebat :)

Sampai di sini dulu ya, Catatan Hati si Embeng. Pada kesempatan yang akan datang, kami akan berbagi kisah Iri ku Menguras Hati, Ayah ku Terhebat lainnya.

Jangan lupa beri komentar dan share (bagikan) ke Facebook temen-temen ya ^_^
Terima kasih ^_^