Nyamannya mulai terasa :)

Setelah  kuputuskan untuk resign dari pekerjaan sebelumnya, membuatku banyak waktu bersama keluarga. Nikmat benar berkumpul bersama keluarga, ada di setiap waktu. Pekerjaan sebelumnya memang menguras tenaga dan fikiran bahkan lebih dari itu, iya menguras sebagian waktu dalam sehari.

Orang melihat waktuku bekerja hanya 8-9 jam, setelahnya bisa leha-leha. Tapi pada kenyataannya belum tentu seperti  itu. Setelah pulang dari kerja, tentu menyisakan kelelahan. Kalau sudah lelah seperti itu tentu kita tahu rasanya, malas melakukan kegiatan yang lain.

Hal itu sangat ku rasakan, aku jadi tidak punya waktu lebih bersama keluarga di rumah. Setelah pulang kerja, bersih-bersih rumah, shalat ,makan, tiba-tiba sudah jam 9 malam. Mata tentu sudah ngantuk efek lelah bekerja. Bagun pagi, shalat, ,mandi, pergi kerja lagi, jam 4 sore baru pulang dan hampir seperti itu setiap harinya :( . Iya .. monoton banget pokoknya. Terkadang timbul rasa jenuh, hidup kok cuman gini-gini aja tanpa ada sensasi sih sebenarnya.

saya lelah :(

Di tempat kerja terakhir juga suasananya mulai menandakan pada titik ketidaknyaman. Makin bulat saja untuk resign, butuh beberapa waktu untuk mendapat persetujuan keluar dari si pemilik usaha. Tapi bukan Tha namanya kalau belum bisa mendapatkan apa yang di inginkan, tapi dalam artian positif iya :)

Kurang lebih satu bulan, akhirnya aku benar-benar bisa lepas. Dalam kurun waktu itu ada saja masalah yang datang, padahal semestinya semua sudah selesai. Namanya juga orang hidup, ketika Allah akan mengangkat derajat kita tentunya akan ada persoalan dan kita harus mampu menyelesaikannya.

Setelahnya, ku harap urusan benar-benar selesai dan  bisa bernafas lega. Tapi kenyataanya berbeda, ini nyata bukan hanya ada dalam sebuah sinetron. Yang dulu pernah menganggapku mengkambing hitamkan seseorang, kini mulai terbuka akan sebuah kenyataan.

Percaya tidak percaya yang namanya kebenaran suatu saat akan terbongkar, dan saya pun percaya. Jalan Allah memanglah indah, jika kita sadar menikmatinya :) . dan Alhamdulillah dalam kurun waktu ingin resign itu ada aja dukungan yang datang untukku. Inilah nikmat :) 

Belajar dari sana, untuk apa sih mencari muka di mata atasan, toh Allah juga sudah memberikan karunia yang berbeda untuk setiap umatnya. Yang ada nanti akan timbul rasa iri, berlomba-lomba menunjukkan bahwa ini lho aku yang terbaik. Nah,, kalau sudah kayak gini hati sudah di penuhi rasa iri, yang ada akan menguras hati kita. Isinya iya cuman saling menjatuhkan satu sama lain.

Sekarang lebih merasa nyaman dengan jalan yang telah saya pilih :)